Khazanahonline.com - Dalam Madarij Salikin (Titian Orang-orang yang Mensucikan Jiwa) Imam Ibnu qayyim Al jauziyah menyebut salah satu ciri Waliyullah itu adalah seseorang yang sangat dekat dengan kaum miskin yang papa...
Membaca komentar ini jadi teringat kisah Kyai Dahlan mengatasi hedonisme para juragan batik yang bermewah mewahan di lingkungan Kauman
Setiap setiap malam Jumat Kyai Dahlan mengundang para juragan batik itu untuk makan malam.
Setelah selesai santap malam yang mau pulang dipersilahkan pulang yang mau melanjutkan dengan pembicaraan Santai juga dipersilakan.
Hal ini terjadi beberapa kali di rumah Kyai Dahlan sehingga muncullah pertanyaan dari para juragan batik tersebut apa sebenarnya maksud Kyai Dahlan untuk mengumpulkan mereka.
Singkat cerita, akhirnya para juragan batik tersebut meminta agar Kyai Dahlan memberikan tausiyah setiap kali selesai makan. Dari sinilah bermula Pengajian Tharatul Qulub.
Tema-tema kajian pun sangat membumi karena bicara seputar bagaimana mengamalkan Surat At Takatsur, Surat Al Humazah dll..
Dakwah ramah itu membuahkan hasil para juragan batik menjadi penopang dakwah sangat intens bersama Kyai Dahlan membesarkan Muhammadiyah di kemudian hari.
Sampai suatu hari Kyai Dahlan memukul kentongan agar mengundang orang untuk berkumpul di depan rumahnya.
Setelah dirasa banyak orang yang berkumpul Kyai Dahlan menggumumkan bahwa dia akan melelang harta Bendanya untuk menutupi gaji guru yang sudah menunggak beberapa bulan
Para juragan batik tersebut kemudian sangat tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh Kyai Dahlan.
Walhasil harta lelang tersebut laris dan telah terkumpul dana yang cukup untuk menggaji gaji guru yang menunggak, namun para juragan batik mengembalikan harta lelang kepada Kyai Dahlan dan Nyai Walidah..
Kembali pada penjelasan Imam Ibnu qayyim Al jauziyah bahwa tanda-tanda waliyullah itu adalah mereka yang terobsesi dengan kebutuhan kaum fakir miskin yang papa...
Terbentanglah sudah pusaka keshalihan Kyai Dahlan
Waliyullah yang tak pernah ingin dikenal identitas kewaliyannya.
Dzurriyat Nabi Muhammad yang lebih ingin dikenal dengan nama aslinya tanpa gelar habib.
Praktis Dakwah ramah tidak akan lahir dari penganjur dakwah yang berjarak dengan si fakir dan si miskin.
Jangan harap lahir pelaku-pelaku dakwah ramah dari mereka yang mengolah data Kemiskinan menjadi sebuah proyek politik untuk kekuasaan dan meningkatkan elektabilitasnya.
Benar kalimat yang disampaikan oleh Imam at Thabari dalam Tafsirnya.
Dakwah ramah lahir dari Sebuah Obsesi untuk melampaui derajat Husnul Khotimah.
Dakwah ramah lahir dari mereka yang terobsesi menjadi orang yang Husnul Hisab.
Husnul Khatimah tergambar dalam kalimat fid dunya hasanah wa fil akhiratiy hasanah.
Sementara Husnul Hisab tergambar dari kalimat waqinaa adzabannaar.
Insya Allah kita sedang merawat dakwah ramah Mbah Kakung Kyai Dahlan dengan menyantuni mereka yang memilih Sekolah kita sebagai terminal Ilmu.
Penulis: Abu Umam
Editor: Syahrani