"Keadilan" Ala Sassaniyah: Rakyat Sendiri Ditindas, Minoritas Jadi Prioritas


Terdapat satu kisah menarik mengenai begitu bersemangatnya Hurmuz IV dalam menerapkan keadilan terhadap rakyat jelata di negeri Persia, di zaman sebelum kemunculan Islam.
Suatu hari, ketika ia berjalan diikuti oleh bala tentaranya, salah satu tunggangan Khusrow II lepas dari pengawasannya. Khusrow II adalah putra dari Hurmuz IV. Akibatnya, hewan putra raja itu masuk ke kebun milik rakyat dan membuat kerusakan di dalam kebun tersebut. Mendengar kasus ini, hewan itu pun dibawa ke pejabat utusan Hurmuz IV yang mengurusi jalannya hukum di masyarakat.




Ilustrasi: Khusrow I. Study.com

Namun, karena si pelaku adalah putra seorang raja, pejabat itu bergeming karena takut salah mengambil keputusan. Khusrow II kemudian menghadap dan berbicara langsung dengan ayahnya, HUrmuz IV, untuk meminta agar hewan miliknya yang melanggar itu tidak dijatuhi hukuman. Permintaan ditolak, meski dari anak laki-lakinya sendiri. Hurmuz IV memerintahkan agar telinga dan ekor hewan Khusrow II yang melanggar itu dipotong. Selain itu, ia juga mewajibkan Khusrow II membayar ganti rugi kepada si pemilik kebun.
Dalam tradisi Persia, pemotongan anggota tubuh sebagai hukuman balas juga tercatat pernah diberlakukan kepada manusia. Dalam epos Ayadgari Zareran di era Dinasti Parthia disebutkan bahwa suatu ketika mereka menangkap pemimpin musuh bernama Arjasp dalam peperangan. Kemudian mereka memotong salah satu tangan, kaki, dan mencabut salah satu matanya, kemudian meletakkan Arjasp di atas keledai yang membawanya ke kota asal Arjasp. Selain itu, salah satu raja Dinasti Persia Akhemeniyah (Achaemenid), Darius I, pernah menghukum Phraortes dengan cara memotong hidung, telinga, dan lidahnya serta melepas salah satu matanya.[1]
Besar kemungkinan [educated guess for sure… :D] bahwa hukum potong anggota badan adalah bagian dari ajaran Zoroastrianisme itu sendiri. Terlebih lagi, Hurmuz IV memang merupakan Raja Sassaniyah yang memegang teguh ajaran agamanya. Indikasi kereligiusan Hurmuz IV Ini terlihat pada kebijakannya dalam membela rakyat miskin. Sebab, agama Majusi memerintahkan pemeluknya untuk membantu orang-orang miskin. Sebaliknya, diancam dengan siksaan di kehidupan setelah mati jika mengabaikan perintah ini.[2]
Nilai yang dianggap luhur oleh masyarakat Sassaniyah Persia dalam membela rakyat yang lemah begitu mengakar kuat dalam benak masyarakat Sassaniyah. Tak hanya itu, ada satu kelompok yang pekerjaan hariannya adalah mencuri sesuatu dari orang kaya untuk kemudian diberikan kepada orang-orang miskin. Golongan ini bernama Mard I Juwan atau dalam literasi Arab bernama Jawan Mardan. Bahkan, terdapat satu kantor khusus untuk mengurusi orang-orang miskin bernama Driyosan Dradwar Ud Jaddag-Gow.[3] Kelompok ini memiliki kemiripan dengan legenda Robin Hood dan gerombolannya di kultur negeri Britania. Ketika Islam datang, praktik semisal ini dihapus. Sebab, dalam Islam, tujuan dan niat baik mesti melalui cara-cara yang baik pula.
Kebijakan Hurmuz IV membela hak-hak rakyat jelata ini juga membuat para tentaranya takut untuk berbuat zalim. Ada satu kisah menarik terkait hal ini. Suatu ketika, saat musim panen anggur, Hurmuz IV beserta pasukannya melintas di perkebunan anggur milik rakyat tatkala melakukan perjalanan ke Sabat, yakni sebuah wilayah dekat ibu kota Ctesiphon. Salah satu tentara berkuda tergoda oleh buah anggur yang masih setengah matang di salah satu kebun-kebun milik rakyat. Tentara turun dari kudanya kemudian mengambil beberapa buah anggur. Kemudian ia memberikan anggur-anggur itu kepada pengawalnya dan berkata, “Bawa anggur ini ke tenda kita dan masak dengan daging. Buatlah sari anggur ini keluar, ia sangat menyehatkan dan bermanfaat.[4]




ihormii001p1

Namun, tiba-tiba pemiliki kebun anggur yang melihat tindakan tentara itu langsung datang menghampiri dan mengambil anggur itu dengan cepat dari tangan sang tentara. Pemilik kebun kemudian berteriak sekeras mungkin. Begitu takutnya tentara membayangkan bagaimana jadinya jika raja sampai mengetahui hal ini—tanpa berpikir panjang—tentara itu langsung melepas sabuk berornamen emas yang ia kenakan diberikannya kepada si pemilik kebun itu sebagai kompensasi atas anggur yang telah diambilnya. Meski ini adalah sebuah barter yang jauh dari sepadan, tetapi ketika pemilik kebun anggur menerima “barter” ini, justru tentara itulah yang sangat berterima kasih atas kebaikan sang pemilik kebun untuk tidak melapor kepada sang raja. Penguasa Sassaniyah juga menerapkan hukuman yang diambil dari hukum agama Zoroastrianisme yang mereka anut. Di antara bentuk hukumannya adalah hukuman mati seperti kepada pelaku perzinaan, aborsi, dan sodomi.
Sesaat setelah menjabat, Hurmuz IV melepas banyak pembesar istana dari jabatan mereka; membunuh 13.600 nyawa dari kalangan bangsawan; menurunkan pangkat para perwira serta dan memenjarakan mereka. Ia melakukan semua ini demi membela kaum miskin dan lemah.[5] Ia memperkuat pasukan infanteri (pejalan kaki) dengan merampas sumber daya milik pasukan kavaleri (penunggang kuda).[6] Hal ini karena kesejahteraan pasukan infanteri tidaklah sebaik pasukan kavaleri. Kebijakan Hurmuz IV dalam kemiliteran lainnya adalah menekan pengeluaran kerajaan sehingga ia memangkas gaji tentara hingga sepersepuluh.[7]
Selain itu , Hurmuz IV dikenal sebagai raja yang menjamin kebebasan beragama di kerajaannya meski ia sendiri tidak konsisten. Ia begitu toleran terhadap kaum Nasrani, tetapi justru keras terhadap para pembesar penganut Majusi (Zoroastrianisme). Bagi masyarakat Sassaniyah Persia, Hurmuz IV ini justru culas pada rakyatnya sendiri yang notabene mayoritas hingga pada tahap represif. Di lain sisi, ia begitu peka terhadap penderitaan jelata.
_________________

[Disadur dari buku Benarkah Kaisar Heraklius Masuk Islam? Mengungkap Tabir Misteri Sang Panglima Pasukan Salib Dan Dahsyatnya Strategi Pasukan Islam karya penulis sendiri, dengan berbagi modifikasi].

[1] Touraj Daryaee. Sassanian Empire, The Rise and the Fall of an Empire. London 2009, hal 65.
[2] Ibid., hlm. 57.
[3] Ibid., hlm. 58.
[4] Tarikh Thabari, Ibnu Jarir al Thabari, vol v, hal, 990.
[5] Ibid., hal, 991.
[6] Ibid.
[7] Iranicaonline.comHormozd IV, (Diakses 6-12-2017. 10.12 am).

Sumber tulisan: Salafologi