Berkenalan Dengan Klinik ISMUBA


Ketika mendengar kata klinik, mungkin asumsi masyarakat banyak mengarah kepada tempat periksa orang sakit. Asumsi tersebut memang tidak salah. Akan tetapi ketika kata klinik berdampingan dengan kata ISMUBA, maka akan menimbulkan makna baru.

Dalam bahasa Arab dinamakan Idhofah. Dengan penggabungan nama tersebut, maka pengertian klinik ISMUBA dapat kita kelompokkan menjadi:

1. Tempat bimbingan dan konseling keagamaan.
Selama ini, permasalahan ismuba di berbagai sekolah Muhammadiyah, belum bisa dipecahkan lewat BK secara umum. Karena aspek agama banyak yang berkaitan dengan hal-hal yang abstrak dari pada yang kongkrit

2. Tempat memotivasi kegiatan keagamaan.
Selama ini, motivasi kegamaan baru sebatas menggunakan jam tatap muka yang mungkin belum bisa berjalan secara maksimal. Oleh sebab itu motivasi keagamaan lebih bisa optimal apabila dilaksanakan bukan waktu-waktu jam tatap muka.

3. Sebagai kontrol praktek keagamaan sehari-hari.
Sebagai sekolah yang berbasis pada agama, maka salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa adalah praktek keagamaan sehari-hari. Kalau ibadah praktis siswa di Sekolah, mungkin guru masih bisa mengontrol. Akan tetapi, ketika sudah berada di luar sekolah, maka kita tidak bisa mengontrol.

Saat ini, sudah ada beberapa sekolah Muhammadiyah yang melaksanakan program Klinik Ismuba. Di Kodya Yogyakarta (1 sekolah), Kabupaten Gunung Kidul (1 sekolah), KabupatenBantul (1 sekolah) dan Sleman (1 sekolah).

Penulis: Aris Budi Santoso (Penggagas Klinik ISMUBA)